Dilan, novel lama yang saat ini sedang naik daun (jelmaan ulat yang ada di iklan teh puc*k, hehehe…) adalah sebuah novel yang menceritakan kehidupan kisah cinta klasik yang terjadi antara Dilan dengan seorang gadis cantik bernama Milea. Novel yang diterbitkan hingga cetakan ke-13 pada tahun 2015 ini nampaknya kembali melambung karena sedang beredar kabar di filmkan (sekarang pembuatan filmnya sedang diproses, jadi sambil nunggu filmnya jadi, mending baca novelnya dulu aja ya… Biar pas dibioskop kita nggak penasaran dengan akhir kisahnya, hahaha….).
Dilan, dikenal sebagai seorang anak yang tergabung dalam sebuah geng motor (keren kan! Hehe ), sikapnya yang dianggap suka (agak) bandel tapi tipe orang yang berjalan dengan penuh pemikiran. Hari-harinya di sekolah dipenuhi dengan menyambangi panggilan dari guru BP dan beberapa kali terlibat dengan aksi kenakalan pelajar(seperti berantem dengan teman ataupun bolos sekolah). Akan tetapi di balik kisah kenakalan Dilan, tersembunyi kisah romantis antara Dilan dan seorang gadis cantik bernama Milea.
Milea, adalah satu di antara gadis cantik yang akhirnya membuat Dilan jatuh hati, dan menetapkan Dilan untuk menyatakan isi hatinya kepada Milea. Sikap Dilan yang digambarkan begitu konyol, tidak masuk akal, tapi romantis, akhirnya membuat Milea membalas cinta Dilan, meskipun pada saat itu Milea sudah memiliki kekasih (yang akhirnya kekasihnya putus juga dengan Milea, yeay!). Kisah mereka digambarkan dengan penuh keklasikan kisah kasih di sekolah pada masa SMA di tahun 1990 (tidak ada konflik perselingkuhan ataupun kekecewaan seorang cewek yang dicampakan cowoknya akibat keenakan maen PS, hehe).
Dalam novel ini, penulis banyak menggambarkan tokoh Dilan yang selalu mengungkapkan kekonyolan dalam berbicara (meskipun itu berbicara dengan Ibunya, guruya, bahkan kepada kekasihnya ‘Milea’). Dilan seolah-olah digambarkan sebagai seorang laki-laki yang humoris, memiliki pembawaan diri yang tenang, berpikir luas, tidak cepat mengambil keputusan, dan pemberani. Sedangkan Milea, digambarkan sebagai seorang gadis yang cantik dan ramah. Kedunya lantas bersatu menjadi seorang pasangan yang serasi. Banyak sekali percakapan antara Dilan dan Milea yang lantas membuat pembaca tertawa terbahak-bahak (kayak nonton FTV) dan baper. Penulis juga menggunakan bahasa yang ringan (bahasa sehari-hari) dan beberapa kali menggunakan bahasa Sunda (sambil baca novel belajar bahasa Sunda sekalian, dapet novel ples-ples), sehingga novel ini cocok sekali untuk kalian (pembaca blog-ku tersayang) yang suka dengan cerita romantis, humoris, dan bersifat teen lite (gini kali yak tulisannya, hehe).
Akan tetapi di balik keseruan/kelebihan dari novel ini terdapat pula kekurangannya (yaelah namanya juga manusia). Bagi pembaca hendaknya mampu memilah, menyaring, dan mengambil hal-hal baik yang terdapat dalam cerita novel tersebut untuk bekal kehidupan kalian mendatang, agar nantinya kalian dilimpahi dengan jalan yang terang (kayak petuahnya emak-emak, haha). Hal ini dikarenakan, banyak cerita kenakalan pelajar yang digambarka dalam novel tersebut, seperti tawuran antar sekolah, tergabung dalam geng motor, dan bolos sekolah dengan mudahnya. Semua yang dicerikan hanyalah fiktif belaka, sehingga jadilan pembaca yang cerdas dan remaja yang cerdas, yaitu dengan memperkaya bahan bacaan dan mampu menyaring informasi yang sesuai dengan kebutuhan (jangan ditelan mentah-mentah, nggak enak, mending di masak dulu, terus di kasih masako, hehe).
Begitulah sekelumit kisan Dilan,
No comments:
Post a Comment